Refleksi Kehadiran Cucu Dalam Keluarga

Dengan status sebegai nenek yang melekat, saya menemukan kebahagiaan baru lewat tawa lucu Audi—cucu perempuan berusia dua tahun yang jadi pusat semesta keluarga besar kami.

KEPING KENANGAN

10/1/20253 min read

Dulu, bayangan saya tentang nenek-nenek adalah perempuan berkulit keriput, bongkok dan bibir merah karena keseringan ngunyah sirih. Rambut ubanan dan gigi sudah banyak yang absen tampil 😬

Aktifitas : Duduk manis di teras sambil ngerajut. Sesekali bertegur sapa ramah dengan tantangga yang lewat. Kehidupan keseharian pun terasa jauh dari hiruk pikuk dunia. Ngaji, baca tafsir, zikir-zikir selalu pegang tasbih. Sibuk paling top adalah siram kembang, memberi makan kucing kesayangan, nonton sinetron sore hari sambil ngeteh dan berujung menunggu azan magrib.

Tapi ternyata, setelah jadi nenek — kehidupan nenek-nenek justru semakin seru! Kebetulan penampakan saya nggak 100% fixed nenek-nenek sih ha ha ha ! Nggak keriput amat berkat lumayan merawat kulit, tentunya pakai Oriflame (maaf ada unsur promosi-red) xixixi

Tulang-tulang Insya Allah masih kuat, sendi-sendi sehat nggak nyeri dan lemak nggak menggelambir berkat latihan angkat beban, dan mungkin juga ada faktor selalu kuat angkat beban hidup wkwkwk — Enggak, ini seriusan…. Massa otot masih lumayan bagus bisa dibuktikan dengan kemampuan ngangkatin galon-galon dengan mudah tanpa bikin ngos-ngosan. Ganti posisi perabotan di rumah nyaris setiap minggu, sendirian. Udah kayak kuli angkut batu.  Itu semua dikerjakan dengan kalem tanpa drama nenek sedih yang merasa orang-orang nggak berempati sama nenek-nenek 😅

Menyandang status nenek saat ini karena lahirnya cucu pertama saya Audinna Mahesvana Adinasta di tahun 2023, bertepatan dengan Indonesia merayakan hari kemerdekaan 17 Agustus. Jam lahirnya — 19:45 WIB. Cucu pinter banget milih waktu keluar kan ? — jadi 17 Agustus pukul 19:45. Panggilannya Audi, kadang Odi jadi lebih mudah.

Kemunculan Audi menghadirkan bab baru dalam kehidupan saya. Saya yang sudah merasa “cukup sempurna” dengan segala “ketidak sempurnaan” yang dihadirkan semesta, makin merasa lengkap dengan hadirnya kebahagiaan yang melimpah ruah yang Allah titipkan melalui putra semata wayang dan putri baru kami yang juga asalnya semata wayang.

Audi lahir jadi cucu pertama semua pihak yang memiliki ikatan darah dan pertalian hubungan padanya. Audi jadi cucu pertama saya yang dipanggil n’Dani dan dari suami yang dipanggil Aki. Cucu pertama dari mantan suami yang dipanggil Akung dan istrinya yang membuat panggilan Ama. Dan ada Akong untuk panggilan ayah mamanya Audi. Sedangkan bunda mamanya Audi sudah tiada sebelum mama Audi berjodoh dengan putra kami. Posisi ini digantikan oleh mamauwak yang dipanggil eNek. Tapi bagi enek, Audi bukan cucu pertama.  Lengkaplah Audi punya sumber kasih sayang.

Kalau ilmuwan bilang, DNA seseorang adalah 50% dari ayah dan 50% dari ibu, saya dan suami punya teori sendiri untuk Audi. Audi itu 30% DNA ayahnya, 30% DNA mamanya dan 40% adalah kelakuan orisinil Audi sendiri ha ha ha !  Si kecil Audi benar-benar seperti magnet. Semua berebut masuk dalam daftar fans garis keras Audi. Atau jangan-jangaaannn…. Kami semua yang pengen Audi ngefans berat sama kami wkwwk!

Tenaganya juga luarbiasa, seolah-olah punya baterai yang diisi dari tanaga panel surya—jarang habis hanya kadang redup di jam ngantuknya yang sudah jelas waktunya. Yang paling bikin gemes, Audi suka membuat suara-suara aneh dan lucu. Sekali dikasih contoh bunyi, Audi akan menirukan berkali-kali dengan membuat improvisasi sampai tercipta sound ala Audi. Mengulang terus suara ciptaannya dengan berujung tawa ngakaknya yang makin bikin Audi seperti sedang stand up comedi.  “ Hooeeekkkk…. Hua…ha..ha..ha “ — Tawanya penuh drama dan bikin badan kecilnya terguncang-guncang.

Seiring waktu saya menyadari, kehadiran Audi bukan hanya membawa tawa dan keceriaan tapi juga menyembuhkan. Ia seperti benang halus yang tanpa disadari menyatukan kembali yang sempat terburai. Berkat Audi, saya dan mantan suami beserta istrinya mulai bisa duduk dan tertawa bersama. Yang dulunya enggan bicara karena merasa tak pula ada urusan untuk bicara, suasananya mulai mencair. Tanpa kata-kata khusus atau pembahasan panjang, hanya momen-momen kecil saat kami dibuat Allah "terpaksa" ada di satu tempat bersama Audi disana. Dari pengalaman ini barangkali siapapun bisa belajar, Tuhan selalu punya cara yang indah untuk memperbaiki sesuatu. Untuk saya, Audi seperti tukang yang diutus Allah untuk memperbaiki bagian rumah  yang rusak 🥰

Saya percaya, meskipun Audi belum mengerti semua yang terjadi di sekitarnya, ia belajar dari apa yang ia rasakan. Ia tumbuh dikelilingi cinta dari semua pihak—cinta yang hangat, tulus dan belajar untuk saling menerima dan memahami. Itu semua membuat saya merasa wajib untuk menebarkan aura kasih sayang itu agar menembus ke jiwanya yang masih bersih.

Dengan kehadiran Audi saya juga belajar, bahwa memaafkan, menerima dan melupakan hal-hal yang kurang baik atau yang melukai hati sebelumnya, adalah cara terbaik memberi contoh padanya tentang arti keluarga yang sebenarnya. Keluarga tidak saling membenci, keluarga harus penuh kasih sayang.

Audi menyatukan keluarganya bukan dengan kata tapi dengan rasa. Ia mengubah yang retak jadi rekat kembali meski tak semulus gelas yang tak pernah terhempas. Pada akhirnya saya yakin, kami semua punya satu keinginan yang sama : membersamai Audi tumbuh dengan ajaran-ajaran bijak para tetua.

Dulu saya pikir, kebahagiaan di usia tua hanya ada pada rasa tenang dan rasa cukup—dari hari yang bergulir tanpa drama. Dari rutinitas teratur dan damai. Dari pemahaman makna hidup yang tak selalu perkara dunia. Tapi ternyata, bahagia di masa tua bisa datang dari kehadiran cucu yang justru membuat dunia saya kembali bising karena suara tangis dan tawanya. Kebahagiaan di masa tua, bisa datang salah satunya dari kehadiran mahluk kecil yang melekatkan sebutan nenek, walau itu berarti saya semakin menua... Ah tak apa menjadi tua, jika hidup kita penuh makna, iya kan ?


Menemani Audi menghadiri wisuda S2 Ayah S di Bandung - Tim hore lengkap minus Akong dari Mama Q